Lomba overclock di Tanah Air terus berkibar. “Mungkin overclocker di Indonesia terbanyak di ASEAN. Cuma, kami tidak mengikuti perkembangannya,” begitu perkiraan Hinayana Djuli, Direktur PT Alfa Artha Andaya, dalam acara jumpa pers sesaat sebelum MSI Master Overclocker Arena atau MSI MOA yang digelar di Jakarta, Kamis (22/7/2010) siang.
Hinayana mendasarkan perkiraannya itu atas antusiasme dari peserta overclock di Indonesia yang lumayan banyak dibandingkan di negara-negara lain. “Overclocker di Indonesia banyak dan cukup menyebar, sampai Manado ada. Punya komunitas. Di Jawa enggak usah diomongin,” ucap Hinayana.
“Di Indonesia banyak potensi terpendam, sayang kurang terekspos,” kata Hinayana lagi. “Di ASEAN, Indonesia tidak ada lawan karena banyak pertandingan (overclock) yang dilakukan di Indonesia sehingga peserta terbiasa dengan tekanan di saat lomba. Ini beda dengan di Eropa, misalnya, yang biasa melakukannya di rumah,” urainya.
Banyaknya overclocker ini juga diakui oleh MSI. Terbukti, hanya di Indonesia, MSI menggelar babak penyisihan MOA secara offline. Di negara-negara lain, peserta babak penyisihan harus berkompetisi di forum-forum (online). “Ini juga sekaligus untuk bisa lebih memperkenalkan overclocking ke masyarakat luas,” papar Hinayana.
Sekadar informasi, MOA pertama yang digelar produsen MSI tahun 2008 dimenangi oleh tim dari Indonesia. “Ini membanggakan karena yang dihadapi peserta level dunia seperti dari Eropa. Jumlahnya 20 orang,” ungkapnya.
Hinayana berharap, kedua wakil Indonesia (salah satunya dari hasil lomba MOA 2010 di Jakarta) yang berlaga di Taiwan kelak akan menjadi jawara. “Agar Indonesia tidak cuma dicap sebagai pemakai, tetapi mungkin bisa hasilkan teknologi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” katanya. Ia mengatakan, pihaknya bersedia menyisihkan dana untuk membina overclocker muda di sekolah-sekolah dengan kerja sama dari overclocker senior.
Sumber : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar