Tingkat pertumbuhan di sektor teknologi telekomunikasi dan informatika (Information and Communication technology/ ICT) yang begitu pesat, membuat pemerintah perlu segera merumuskan regulasi telematika hijau atau Green ICT. Hal itu terungkap pada acara 'Workshop on Green ICT, Strategic ASEAN Policy: Promoting and Disseminating Green ICT Actions', yang diselenggarakan di Hotel Sari Pan Pacific, pada 26-27 Oktober 2010.
Menurut Ketua Pelaksana workshop, Dr Ing Eko Adhi Setiawan, selama ini sektor telematika menyumbang 2-3 persen dari emisi karbon dunia. Pesatnya pertumbuhan sektor ini dikhawatirkan bakal meningkatkan emisi karbon dalam jumlah yang signifikan.
"Hingga 2008 saja, jumlah ponsel di seluruh dunia sudah lebih dari 4 miliar handset. Dan ini akan mengalami kenaikan yang sangat cepat," kata Eko, di sela-sela workshop. Apalagi perangkat-perangkat telekomunikasi yang telah mengadopsi teknologi 3G biasanya mengkonsumsi energi yang lebih besar ketimbang ponsel-ponsel generasi sebelumnya.
Selain itu, perangkat-perangkat yang baru juga cenderung aktif lebih lama (selalu on). Dan yang tak kalah mengkhawatirkan, limbah-limbah yang dihasilkannya pun akan mengancam lingkungan.
"Jadi, produk-produk telematika musti diupayakan untuk lebih ramah lingkungan dari tiga faktor, yakni cara pembuatannya, cara pemakaiannya, serta hasil limbah yang dihasilkannya," kata Eko.
Namun, ia menjelaskan, walaupun memiliki kontribusi terhadap emisi karbon, sebenarnya telematika juga memiliki potensi untuk mengurangi emisi karbon. "ICT bisa mengurangi emisi karbon hingga mencapai 20 persen," ujarnya.
Misalnya saja teknologi telekonferensi atau e-commerce, yang bisa mengurangi emisi dari sisi transportasi. Dan ini, juga bisa diterapkan ke berbagai bidang, tak cuma terbatas di sektor ICT saja.
Misalnya penerapan teknologi telematika untuk mengontrol emisi di industri-industri, sehingga ketika sebuah perusahaan bisa memantau ketika mereka sudah melampaui ambang emisi yang ditolerir.
Pada acara workshop dibahas berbagai isu terkait Green ICT. Acara yang diselenggarakan oleh ASEAN Telecommunications Senior Officials Meeting (Telsom), Kementrian Kominfo, dan Universitas Indonesia itu, bakal menyusun roadmap kebijakan Green ICT yang dihaapkan akan diterapkan di negara-negara ASEAN.
Workshop yang dibuka oleh Menkominfo Tifatul Sembiring itu juga dihadiri oleh 7 delegasi negara ASEAN, terdiri dari badan pemerintah, vendor, dan operator telekomunikasi.
Menurut Eko, sebenarnya pihak operator telekomunikasi sudah cukup antusias untuk bisa menerapkan Green ICT di perusahaan mereka. Buktinya, beberapa operator telah mengoperasikan beberapa menara BTS bertenaga surya. Namun, karena ketiadaan regulasi, maka inisiatif itu tak berlanjut.
Oleh karenanya, kata Eko, seharusnya pemerintah segera mempersiapkan regulasi Green ICT, dan memberikan insentif kepada perusahaan-perusahaan agar termotivasi untuk menerapkannya. "Misalnya saja dengan memberikan insentif pengurangan pajak atau dengan mempermudah izin, agar perusahaan-perusahaan akan terpacu."
Sumber : vivanews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar