Pemerintah Indonesia mengajak pabrikan ponsel Nokia untuk meningkatkan hubungan kemitraannya dengan dunia usaha lokal.
Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Tifatul Sembiring mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada Finlandia untuk membuat pabrik Nokia di luar negara tersebut. Hingga saat ini, pabrik Nokia sudah ada di China dan India. Finlandia, lanjutnya, menilai memiliki peluang di Indonesia dan akan memperhitungkannya secara bisnis.
"Kalau bagus, mereka pasti investasi. Saya gambarkan juga kepada mereka, ada 160 juta pengguna handphone di Indonesia," kata Tifatul di Jakarta, Rabu (28/4/2010).
Selain Nokia, Tifatul menuturkan, pihaknya juga sedang menjajaki kerjasama dengan Ericsson. Indonesia, kata dia, meminta Ericsson untuk memperluas kemitraannya dengan perusahaan lokal agar bisa mengembangkan industri dalam negeri. Selain itu, kata Tifatul, pihaknya juga mendorong peningkatan industri konten lokal.
"Mereka (Ericsson) akan mengirimkan pelatih LTE (Long Term Evolution) mereka agar peminat di sini juga bisa belajar. Daripada kita riset sendiri, karena LTE Ericsson sudah selesai jadi kita juga bisa pakai," jelasnya.
Sebelumnya, Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen bersama rombongan bisnisnya yang berkunjung ke Indonesia, menyatakan tertarik melakukan investasi di bidang telekomunikasi.
"Terutama karena pengusaha kami telah banyak berpengalaman di sini, di bidang telekomunikasi. Nokia adalah perusahaan Finlandia dan sekarang menjadi Nokia-Siemens. Ini adalah sektor yang teramat kuat bagi kami," katanya.
Sementara itu, data Kemenkominfo menunjukkan, nilai uang yang berputar di bisnis ini sekitar Rp300 triliun pertahun. Ke depan, Tifatul menyatakan akan ada investasi untuk pemasangan kabel laut.
"Investasi TIK untuk dua tahun ini saja bisa Rp30 triliunan," ucapnya.
Wakil Ketua Komite Tetap Pendanaan dan Prasarana Investasi Kamar dagang dan Industri (Kadin) Rakhmat Junaidi menyatakan, investasi di industri IT akan terus bertumbuh.
"Investasi enggak akan berhenti dan enggak akan terbatas. Salah satu ciri dari industri IT itu padat modal. Investasi akan terus bertambah, tergantung dari permintaan pelanggan dan perkembangan teknologi.Begitu teknologi berkembang, ada penawaran baru bertambah lagi," kata Rakhmat.
Rakhmat menambahkan, industri IT sendiri akan bertumbuh sekitar 15 persen hingga 20 persen pada tahun ini. "Pertumbuhan industri tahun ini 15 persen hingga 20 persen. Kadin mau mendorong program IT jadi program negara," tukasnya.
Sumber : Okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar